Tag: malangjuniorleague

Malang Junior League : SSB Lawang, Rumah Bagi Talenta Muda Sepak Bola di Bawah Asuhan Jefri Kurniawan

SSB Lawang semakin menegaskan posisinya sebagai salah satu akademi sepak bola terkemuka di wilayah Malang Raya. Berhome base di Stadion Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. SSB ini tidak hanya menawarkan fasilitas latihan yang memadai, tetapi juga didukung oleh tenaga pelatih yang berpengalaman, salah satunya Jefri Kurniawan. Sebagai salah satu peserta Malang Junior League, SSB Lawang semakin menunjukkan eksistensinya di dunia sepak bola usia dini.

Jefri Kurniawan, sosok yang sudah tidak asing lagi bagi para pecinta sepak bola di Kota Malang, kini turut berperan dalam mengembangkan talenta muda di SSB Lawang. Mantan pemain Arema ini membawa segudang pengalaman dari karir profesionalnya untuk melatih dan membimbing generasi berikutnya. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang telah diasah selama bertahun-tahun di lapangan hijau, Jefri diharapkan mampu mentransfer mental juara dan etos kerja keras kepada para pemain muda.

Di bawah asuhan Jefri, SSB Lawang telah menunjukkan perkembangan signifikan, baik dari sisi teknik bermain maupun mentalitas para pemainnya. Para peserta didik SSB Lawang tidak hanya dilatih untuk menjadi pemain sepak bola yang handal, tetapi juga diajarkan pentingnya disiplin, kerja tim, dan sportivitas yang tinggi.

Keberadaan pelatih seperti Jefri Kurniawan di SSB Lawang tentu menambah daya tarik bagi akademi ini, tidak hanya bagi calon pemain muda dari Lawang dan sekitarnya, tetapi juga bagi para orang tua yang ingin anak-anak mereka mendapatkan pelatihan dari sosok yang berpengalaman dan kompeten di bidang sepak bola.

Dengan dukungan fasilitas yang memadai dan kehadiran pelatih berpengalaman seperti Jefri Kurniawan, SSB Lawang siap melahirkan generasi pesepak bola berbakat yang mampu bersaing di kancah nasional maupun internasional, membawa nama harum Lawang dan Malang Raya.

Tensi Tinggi dan Hujan Kartu di Pekan Pertama Malang Junior League U-17 2024

Pekan pertama Malang Junior League U-17 musim 2024 berlangsung dengan tensi tinggi, menandai dimulainya kompetisi dengan penuh drama dan aksi di lapangan. Pertandingan pembuka antara Akademi Malang United dan Gerszy Star pada Sabtu, 10 Agustus 2024, menjadi sorotan utama, mengingat ini adalah debut bagi kedua tim di musim ini. Akademi Malang United, yang berusaha menang dalam pertandingan pertama mereka, mempertahankan momentum positif melawan Gerszy Star dan skor diahiri dengan kemenangan 1-0 untuk kemenangan Akademi Malang United.

Namun, pekan pembuka ini tidak hanya diwarnai oleh permainan taktis dan strategi, tetapi juga oleh ketatnya pengawasan dari wasit yang memimpin pertandingan. Dalam Pantauan tentangbola.com, total 16 kartu kuning melayang dari saku wasit dalam lima laga yang berlangsung pada pekan pertama ini. Angka ini menunjukkan tingginya intensitas pertandingan, di mana para pemain tampaknya bermain dengan semangat yang menggebu-gebu, namun terkadang melewati batas yang diperbolehkan.

Tak hanya kartu kuning yang mendominasi, tujuh tim di pekan pertama harus kehilangan pemain akibat kartu merah, yang tentu saja memberikan dampak besar terhadap jalannya pertandingan. Salah satu tim yang paling merasakan dampaknya adalah Porma FC, yang harus kehilangan dua pemain dalam satu laga. Ini menjadi peringatan keras bagi tim-tim lain untuk lebih menjaga disiplin dan emosi di lapangan.

Pertandingan antara Persedapim melawan Kaki Mas menjadi laga dengan jumlah kartu terbanyak, dengan total 6 kartu kuning dan satu kartu merah yang dikeluarkan oleh wasit. Pertandingan ini mencerminkan betapa ketatnya persaingan di Malang Junior League U-17 musim ini. Setiap tim tampaknya bertekad untuk memberikan yang terbaik sejak awal, meskipun harus menghadapi konsekuensi dari pelanggaran yang mereka lakukan.

Kondisi ini tentu menjadi tantangan bagi para pelatih dan pemain untuk menyesuaikan strategi mereka, tidak hanya fokus pada taktik dan teknik, tetapi juga pada pengendalian diri dan kedisiplinan. Pelatih Didib Riwayadi dari Akademi Malang United, misalnya, mungkin perlu mengevaluasi pendekatan timnya terhadap pertandingan-pertandingan berikutnya untuk memastikan bahwa semangat juang mereka tidak berubah menjadi kerugian karena pelanggaran yang tidak perlu.

Dengan tingginya intensitas dan jumlah kartu yang sudah keluar di pekan pertama, kompetisi ini diprediksi akan terus berjalan dengan ketat. Para penggemar dan pengamat sepak bola lokal tentu menantikan bagaimana tim-tim ini akan bereaksi dan beradaptasi dalam pekan-pekan berikutnya, terutama mengingat tekanan yang semakin meningkat seiring berjalannya musim.