SSB Lawang mencatatkan sejarah sebagai tim termuda yang berpartisipasi dalam Malang Junior League musim ini, dengan rata-rata usia pemain 15 tahun 5 bulan. Kehadiran mereka membawa semangat dan energi baru ke dalam kompetisi bergengsi ini. Meskipun menjadi tim termuda, SSB Lawang tidak gentar menghadapi lawan-lawan yang lebih berpengalaman dan bertekad untuk menunjukkan bahwa usia muda tidak menjadi penghalang untuk bersaing di level tertinggi.
Salah satu sorotan utama dalam tim ini adalah Abimanyu Dhanang Sutha Darmawan, pemain termuda di kompetisi tersebut. Di usianya yang baru 13 tahun 4 bulan, Abimanyu telah menunjukkan keberanian dan keterampilan luar biasa di lapangan. Kehadirannya tidak hanya membawa harapan besar bagi masa depan SSB Lawang, tetapi juga menjadi inspirasi bagi rekan-rekannya.
Di sisi lain, Irwansyah Aditya Wardana adalah pemain tertua dalam skuad dengan usia 17 tahun. Pengalaman dan kematangan Irwansyah menjadi aset penting bagi tim dalam menjalani kompetisi ini. Ia diharapkan menjadi panutan bagi pemain-pemain muda lainnya, membantu mereka menghadapi tekanan pertandingan, dan membimbing mereka dengan pengalamannya.
Sementara itu, Muhammad Dede Bahy Aydin Fawwaz, penjaga gawang utama SSB Lawang, juga menjadi figur kunci dalam tim. Meskipun usianya masih muda, Dede telah menunjukkan konsistensi dalam menjaga gawang selama 70 menit penuh. Dalam dua pertandingan awal, ia memang kebobolan 12 gol, namun tetap menunjukkan semangat juang yang tinggi di bawah mistar gawang.
Sebagai salah satu kontestan Malang Junior League, SSB Lawang bertekad memanfaatkan kesempatan ini untuk memberikan pengalaman bertanding sebanyak mungkin bagi para pemainnya. Melalui pertandingan melawan tim-tim ternama di Kota Malang, para pemain SSB Lawang akan belajar menghadapi berbagai situasi menantang, meningkatkan keterampilan teknis, dan membentuk mental juara.
Pelatih SSB Lawang, Bayu, menekankan bahwa hasil akhir bukanlah prioritas utama dalam kompetisi ini. “Kami fokus pada pengembangan pemain, memberikan mereka kesempatan untuk belajar dan berkembang melalui pengalaman bertanding. Hasil pertandingan bukan tujuan utama kami, melainkan bagaimana para pemain dapat memanfaatkan setiap momen di lapangan untuk menjadi lebih baik,” ujar Bayu.
Dengan semangat juang tinggi dan fokus pada pengembangan pemain, SSB Lawang siap memberikan kejutan di Malang Junior League. Meski berstatus sebagai tim termuda, mereka membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk bersaing di level tertinggi. Dukungan dan antusiasme dari para suporter diharapkan bisa menjadi penyemangat tambahan bagi tim ini untuk terus maju dan mencetak prestasi.
SSB Lawang tidak hanya datang untuk bertanding, tetapi juga untuk belajar dan berkembang. Kompetisi ini bukan sekadar ajang untuk mencari kemenangan, melainkan kesempatan emas bagi para pemain muda untuk menempa diri dan siap menghadapi tantangan yang lebih besar di masa depan.