Pekan pertama Malang Junior League U-17 musim 2024 berlangsung dengan tensi tinggi, menandai dimulainya kompetisi dengan penuh drama dan aksi di lapangan. Pertandingan pembuka antara Akademi Malang United dan Gerszy Star pada Sabtu, 10 Agustus 2024, menjadi sorotan utama, mengingat ini adalah debut bagi kedua tim di musim ini. Akademi Malang United, yang berusaha menang dalam pertandingan pertama mereka, mempertahankan momentum positif melawan Gerszy Star dan skor diahiri dengan kemenangan 1-0 untuk kemenangan Akademi Malang United.
Namun, pekan pembuka ini tidak hanya diwarnai oleh permainan taktis dan strategi, tetapi juga oleh ketatnya pengawasan dari wasit yang memimpin pertandingan. Dalam Pantauan tentangbola.com, total 16 kartu kuning melayang dari saku wasit dalam lima laga yang berlangsung pada pekan pertama ini. Angka ini menunjukkan tingginya intensitas pertandingan, di mana para pemain tampaknya bermain dengan semangat yang menggebu-gebu, namun terkadang melewati batas yang diperbolehkan.
Tak hanya kartu kuning yang mendominasi, tujuh tim di pekan pertama harus kehilangan pemain akibat kartu merah, yang tentu saja memberikan dampak besar terhadap jalannya pertandingan. Salah satu tim yang paling merasakan dampaknya adalah Porma FC, yang harus kehilangan dua pemain dalam satu laga. Ini menjadi peringatan keras bagi tim-tim lain untuk lebih menjaga disiplin dan emosi di lapangan.
Pertandingan antara Persedapim melawan Kaki Mas menjadi laga dengan jumlah kartu terbanyak, dengan total 6 kartu kuning dan satu kartu merah yang dikeluarkan oleh wasit. Pertandingan ini mencerminkan betapa ketatnya persaingan di Malang Junior League U-17 musim ini. Setiap tim tampaknya bertekad untuk memberikan yang terbaik sejak awal, meskipun harus menghadapi konsekuensi dari pelanggaran yang mereka lakukan.
Kondisi ini tentu menjadi tantangan bagi para pelatih dan pemain untuk menyesuaikan strategi mereka, tidak hanya fokus pada taktik dan teknik, tetapi juga pada pengendalian diri dan kedisiplinan. Pelatih Didib Riwayadi dari Akademi Malang United, misalnya, mungkin perlu mengevaluasi pendekatan timnya terhadap pertandingan-pertandingan berikutnya untuk memastikan bahwa semangat juang mereka tidak berubah menjadi kerugian karena pelanggaran yang tidak perlu.
Dengan tingginya intensitas dan jumlah kartu yang sudah keluar di pekan pertama, kompetisi ini diprediksi akan terus berjalan dengan ketat. Para penggemar dan pengamat sepak bola lokal tentu menantikan bagaimana tim-tim ini akan bereaksi dan beradaptasi dalam pekan-pekan berikutnya, terutama mengingat tekanan yang semakin meningkat seiring berjalannya musim.